BUDIDAYA
TANAMAN BUAH SRIKAYA
A. KLASIFIKASI TANAMAN BUAH SRIKAYA
Srikaya merupakan
tanaman pendatang yang berasal dari Amerika Latin yaitu Peru. Di Indonesia,
srikaya telah dikenal sejak zaman pemerintahan Belanda dengan nama buah nona
sri. Srikaya yang tersebar di Indonesia saat ini adalah srikaya lokal dan
srikaya dari luar negeri yang telah lama beradaptasi. Terdapat beberapa
varietas srikaya yang dikenal dunia. Varietas srikaya yang terdapat di
Indonesia adalah varietas langsar, gading, dan bangil. Sedangkan di Australia
terdapat varietas pink mammoth, srikaya merah, dan African pride. Sedangkan di
Thailand terdapat dua varietas srikaya yaitu varietas Fai dan varietas Nahng
(Sunarjono 2005). Dalam tata nama tumbuhan, srikaya diklasifikasikan ke dalam :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Ranales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona squamosa L
B. MORFOLOGI
TANAMAN BUAH SRIKAYA
Tanaman srikaya
berbentuk perdu atau pohon yang tingginya dapat mencapai 6 m dengan umur hingga
20 tahun. Tanaman srikaya sangat tahan terhadap kekeringan. Namun untuk
perkembangan buahnya, srikaya perlu cukup air.
1)
Akar
Akar srikaya agak dalam sehingga dapat mencapai 1 – 2
m dan jumlah percabangan akarnya tidak banyak.
2)
Batang
Batang srikaya kecil dengan jumlah percabangan sedikit
sehingga tidak sesuai untuk tanaman pelindung. Kayunya keras tetapi tidak dapat
digunakan sebagai bahan bangunan, hanya untuk kayu bakar.
3)
Daun
Bentuk daun srikaya menyerupai panah. Ujung daun
runcing dan warna daun hijau tua. Umumnya letak daun agak melengkung ke bawah
dan urat daun menonjol. Lebar daunnya 3 – 5,5 cm, sedangkan panjang daunnya 2 –
3 kali lebarnya atau sekitar 7 – 17 cm, bagian bawah daunnya juga sedikit
berbulu.
4)
Bunga
Ukuran bunga srikaya agak kecil dan bentuknya bulat
dengan ujung runcing. Letak bunga tunggal atau berkelompok berhadapan dengan
letak daun. Daun mahkota bagian luar panjang berjumlah tiga helai panjangnya
mencapai 2,5 cm dan berwarna hijau. Sementara warna pangkal daun mahkota
berwarna ungu. Mahkota bagian dalam pendek sekali sehingga hampir tampak tidak
jelas.
Dalam penyerbukannya, tanaman srikaya dibantu oleh
kumbang Nitidulidae atau sejenis lebah madu. Pada saat kepala (kantong) sari
membuka atau pecah maka tepung sari telempar ke luar. Hal tersebut ditandai
dengan adanya bunga yang mekar.
5)
Buah
Bakal buah srikaya berbentuk bulat telur seperti
ginjal. Buah tersebut terdiri dari beberapa segmen yang bersatu yang membentuk
buah semu. Permukaan kulit buah benjol-benjol dengan warna kuning kehijauan
yang bertepung putih. Jumlah bijinya banyak sekali dan biji tersebut berwarna
hitam kecoklatan. Adapun ciri-ciri buah matang diantaranya benjolan merenggang,
bedak tampak tebal, warna agak kekuningan, dan aroma harum muncul. Bila
terlambat dipanen dan kondisi tanah basah, buah sering retak, dan busuk.
Buah yang dihasilkan dari setiap varietas tanaman
srikaya memiliki perbedaan. Buah srikaya lokal memiliki berat buah rata-rata
150 g per buah, daging buah putih, rasa buah manis dengan kristal seperti
pasir, bijinya besar, dan penuh. Sedangkan bentuk buah srikaya merah dari
Australia sama dengan srikaya lokal, warna kulit buah merah dengan berat
rata-rata 100 g per buah, dan daging buah berwarna putih, rasanya halus dan
kenyal, bijinya kering dan gepeng. Sedangkan srikaya pink mammoth memiliki
bentuk yang tidak teratur, kulit buah tebal, dan tidak mudah pecah, tekstur
daging lembut, beraroma kuat dan bijinya sedikit dengan berat rata-rata 0,5 – 2
kg per buah (Radi 1997).
C. SYARAT
TUMBUH TANAMAN BUAH SRIKAYA
Penyebaran tanaman
srikaya sangat erat hubungannya dengan persyaratan tumbuh. Kemampuan tumbuh
bukan sekedar tumbuh membesar dengan daun rimbun, tetapi tanaman harus mampu
berbuah lebat. Tanaman srikaya untuk dapat tumbuh normal menghendaki
persyaratan tumbuh yang sesuai meliputi jenis tanah, ketinggian tempat dan
iklim setempat.
Srikaya dapat tumbuh
pada semua jenis tanah. Akan tetapi jenis tanah yang paling baik adalah tanah
yang mengandung pasir dan kapur. Srikaya dapat tumbuh baik pada derajat
keasaman tanah (pH) antara 6 – 6,5 dengan ketinggian tempat antara 100 – 1.000
m dpl (di atas permukaan laut). Pada ketinggian di atas 1.000 m dpl atau
dataran tinggi dan pegunungan, tanaman srikaya tumbuh lambat dan enggan berbuah.
Iklim yang dibutuhkan
tanaman srikaya harus sesuai. Komponen iklim meliputi curah hujan, suhu udara
dan angin. Suhu udara yang sesuai dengan tanaman srikaya antara 20 – 25°C dan
curah hujan yang dibutuhkan tanaman srikaya antara 1.500 – 3.000 mm/tahun.
Sebaiknya curah hujan merata sepanjang tahun. Walaupun tanaman srikaya tahan
terhadap kekeringan, tetapi untuk pertumbuhan bunga sampai buah matang perlu
kelembaban yang cukup di sekitar sistem perakarannya. Tanaman srikaya menyukai
tempat yang ada naungan agak teduh karena tanaman srikaya tidak menyukai daerah
yang terbuka dan banyak angin kencang. Adanya angin kencang dapat dihambat
dengan penanaman mahagoni, cemara atau bambu di sekeliling kebun.
D. PERBANYAKAN
TANAMAN BUAH SRIKAYA
Perbanyakan tanaman
dilakukan dengan upaya pembibitan. Ada dua cara pembibitan srikaya yang dapat
dilakukan, yaitu dengan biji atau perbanyakan generatif dan perbanyakan
vegetatif. Pemilihan pohon induk pembibitan berdasarkan pada tanaman srikaya
varietas unggul yang produksinya tinggi, mutu buah tinggi ,tahan terhadap
serangan hama dan penyakit serta merupakan varietas srikaya yang digemari
konsumen.
Biji buah yang
dihasilkan dari srikaya varietas unggul dapat dijadikan sumber bibit. Bila
telah tumbuh, cabangnya akan dijadikan sumber entris untuk digunakan sebagai
mata tempel. Perbanyakan tersebut dilakukan secara klonal (induk tanaman
tunggal). Pada umumnya tanaman buah-buahan khususnya srikaya merupakan tanaman
heterozigot atau bersifat hibrida. Bila diperbanyak dengan biji, kemungkinan
tanaman akan menampakan banyak sifat, oleh karena itu biji srikaya tidak
dianjurkan untuk perbanyakan langsung.
Kini perbanyakan
tanaman srikaya dianjurkan secara vegetatif, seperti okulasi, sambungan, dan
cangkok. Biji hanya di tanam sebagai pembentuk populasi dalam perbaikan
varietas dan sebagai batang pokok dalam perbanyakan vegetatif.
E. BUDIDAYA
TANAMAN BUAH SRIKAYA
1. Pemilihan Bibit
Bibit dapat diperoleh dengan cara membeli atau
dihasilkan sendiri. Bibit yang dibeli harus unggul dan bersertifikat atau
berlabel agar dapat dijamin keunggulannya.
2. Persiapan Lahan Budidaya
Lahan yang sesuai untuk melakukan usaha budidaya
srikaya adalah tanah yang mengandung pasir. Dilakukan pengolahan tanah pada
lahan yang akan ditanami srikaya. Setelah diolah, lahan dibuat lubang tanam 50
cm x 50 cm x 50 cm dengan jarak tanam 3 m x 5 m atau 4 m x 4 m sehingga
populasinya sekitar 620 – 660 tanaman/ha.
3. Penanaman
Setelah lubang tanam, pupuk organik dan bibit telah
tersedia maka penanaman bibit dapat segera dilakukan. Bibit srikaya dengan
tinggi 70 – 100 cm dimasukkan ke dalam lubang tegak lurus dengan batas
sambungan sekitar 10 cm di atas permukaan tanah atau 10 cm masuk dalam lubang.
Selanjutnya lubang ditimbun dengan tanah lapisan atas sambil ditekan agar tidak
ada rongga-rongga di sekitar akar.
4. Pemeliharaan
Pemeliharann tanaman bertujuan agar tanaman menjadi
sehat, tumbuh kekar hingga dapat berbuah lebat. Kegiatan pemeliharaan tersebut
meliputi pemupukan, pemangkasan, penyiraman, penyerbukan bunga, dan penjarangan
buah. Pada budidaya srikaya organik, pupuk yang digunakan berupa pupuk organik,
yaitu pupuk kandang atau kompos. Banyaknya pupuk kandang yang digunakan yaitu
10 – 20 kg per lubang tanam. Pemberian pupuk kandang sebanyak 10 – 20
kg/tanaman dilakukan 1 tahun sekali.
Pemangkasan cabang dilakukan pada waktu tanaman mencapai
tinggi 1,5 m. Sebaiknya, setelah pemangkasan berat atau pemangkasan untuk
mempermuda tanaman, tanaman diberi pupuk kandang lagi sebanyak 10 kg per pohon
agar berbuah lebat. Dalam pemangkasan cabang pada tanaman srikaya ada dua
tujuan. Pertama, pemangkasan mempermudakan tanaman kembali setelah berbuah
lebat. Caranya semua cabang yang lemah akibat kandungan buahnya lebat dipotong
atau dipangkas agar bertunas yang sehat dan kekar. Kedua, pemangkasan bertujuan
agar tanaman cepat berbunga dengan cara ujung cabang dipotong yang diikuti
dengan perontokan daunnya. Tanaman srikaya dapat tahan terhadap kekeringan,
namun selama pembungaan sampai buah mendekati tua membutuhkan air secara
teratur dan tetap sebanyak 2 – 3 liter per pohon.
Penyerbukan pada tanaman srikaya secara alamiah kurang
sempurna. Penyebabnya, sifat bunga yang proterogyme, yakni masaknya
putik lebih dulu dari tepung sarinya. Akibatnya pertumbuhan buah tidak
sempurna. Agar buah lebat dan normal, diperlukan penyerbukan buatan.
Penjarangan buah pada tanaman srikaya dilakukan pada tanaman yang
penyerbukannya dilakukan secara buatan, karena biasanya buah yang terbentuk
dari penyerbukan buatan banyak dan ada yang berdesakan atau rapat. Buah yang
berdesakan akan tumbuh tidak normal. Oleh karena itu buah harus dijarangkan
agar buah berukuran besar dan bermutu tinggi.
5. Hama
dan Penyakit
Srikaya seperti halnya tanaman buah lain, tidak luput
dari gangguan hama dan penyakit. Hama srikaya yang menyerang srikaya yaitu :
(1) Hama penggerek buah (Annonaepestis bengalella) dan lalat buah (Batocera
dorsalis atau Dacus dorsalis). Larva lalat ini setelah menetas langsung
masuk ke dalam buah srikaya yang masih kecil dan dapat merusak daging buah, (2)
Kutu dompol atau kutu
putih (Planococcus lepelleyi). Kutu dopol sering menyerang bunga dan
buah yang masih kecil, dan (3) Hama kutu putih yaitu kutu lilin. Kutu ini tidak
membahayakan tanaman, tetapi dapat membuat penampilan buah menjadi tidak
menarik. Kutu ini sering hinggap pada daun bawah serta mengisap cairan bunga
dan daun muda. Selain itu, kutu putih yang berkerumun pada bunga dapat
menyebabkan bunga berguguran karena cairan dihisapnya.
Penyakit yang biasanya menyerang tanaman srikaya
terutama pada kondisi lingkungan yang lembab, yaitu: (1) Penyakit buah busuk,
yang disebabkan oleh cendawan Phomopis sp. dan antraknosa (Colletotrichum
sp), (2) Penyakit cendawan upas, yang menyerang batang dan dahan bila suhu
malam terlalu dingin dan lembab, (3) Penyakit busuk leher batang, yang
disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani, (4) Penyakit layu bakteri (Pseudomonas
solanacearum) yang menyerang akar dan leher batang srikaya.
6. Pengendalian
Hama Terpadu
Pengendalian hama terpadu (HPT) merupakan cara
pengelolaan pertanian dengan setiap keputusan dan tindakan yang diambil selalu
meminimalisasi organism pengganggu tanaman (OPT), sekaligus mengurangi biaya
yang ditimbulkan terhadap manusia, tanaman dan lingkungan. Sistem PHT
memanfaatkan teknik dan metode yang cocok, guna mempertahankan populasi hama
berada dalam suatu tingkat di bawah tingkat yang merugikan secara ekonomis.
Beberapa langkah atau teknik untuk tindakan perlindungan tanaman dari serangan OPT
dengan sistem PHT agar pengembangan agribisnis dengan usahatani non kimia
sintetik bisa dilaksanakan, antara lain diarahkan pada teknik-teknik budidaya,
serta mekanik/fisik, cara biologis, cara kimiawi dari penggunaan
tumbuhan/nabati sehingga dapat menekan populasi hama sampai batas ambang
ekonomi. Dengan demikian pengendalian hama bebas racun pestisida merupakan
alternatif yang perlu disebarluaskan.
F. PANEN DAN HASIL BUAH SRIKAYA
Tanaman srikaya dapat
menghasilkan buah pada umur 4 – 5 tahun. Panen pada srikaya harus dilakukan
pada saat yang tepat, sesuai dengan tujuan pemasaran dan penggunaannya. Untuk
pemasaran jarak jauh, sebaiknya buah dipanen sebelum matang. Tujuannya agar
buah tidak rusak selama pengangkutan atau pengiriman. Biasanya srikaya dipanen
pada kematangan mencapai 80 persen. Ciri buah srikaya yang siap panen adalah
benjolan buah renggang, lapisan bedak tebal, dan tercium aromanya. Panen raya
buah srikaya terjadi pada bulan Agustus-September. Produksi tanaman srikaya
yang baik dapat mencapai 10 – 20 ton/ha/tahun dengan berat sekitar 100 – 300
gram per buah.
Penanganan hasil
panen buah srikaya dilakukan untuk mempertahankan kualitas buah agar memiliki
nilai jual yang tinggi. Pascapanen buah srikaya meliputi kegiatan pembersihan
buah, pemeraman, pemilihan buah serta pengemasan. Hasil panen dikumpulkan pada
tempat yang bersih dan tidak terkena sinar matahari langsung. Hal ini bertujuan
menghindarkan kelayuan pada buah akibat laju respirasi yang tinggi dan
memudahkan penanganan selanjutnya. Buah dibersihkan dari segala kotoran
terutama hama kutu putih yang menempel diantara sisik buah. Pembersihan
dilakukan menggunakan kuas kering dan bersih, serta diusahakan tidak terkena
air yang dapat menyebabkan busuk buah.
untuk daerah tropis cocok gak tuh budidaya srikaya?
BalasHapusPaket Wisata Lombok
Mutiara Lombok
jalan jalan ke blog http://portalrimbawan.blogspot.com ttg manfaat srikaya
BalasHapus